Selasa, 29 Maret 2022

Mengenal Faktor Perubahan Iklim dan Dampaknya

 



Saya sengaja menaruh gambar-gambar ini diawal tulisan. Gambar diatas saya ambil dari postingan @banggasidoarjo . Menurut postingan tersebut, peristiwa itu terjadi di kecamatan Jabon Kota Sidoarjo pada tanggal 27 Desember 2021.


Kita bisa melihat sendiri dari gambar tersebut, banyak genteng-genteng rumah yang berjatuhan dan roboh. Kita pasti bisa menebak apa penyebabnya.
Iya, ini akibat dari angin kencang dan curah hujan yang tinggi.

Saya tinggal di Sidoarjo, bencana banjir dan angin kencang saat curah hujan tinggi akhir-akhir ini semakin sering terjadi di kota saya. Terkadang saya sampai takut pergi kemana-mana kalau langit sudah mendung. Bukan takut hujan nya tapi takut kalau hujan tersebut disertai angin kencang. Bahkan bulan lalu sempat ada berita hujan es di daerah Surabaya. Cuaca ekstrem seperti ini harus kita waspadai.

Lalu apa penyebab cuaca ekstrem terjadi?


Menurut Sekretaris Jenderal World Meterological Organization (WMO), Prof. Petteri Taalas mengungkapkan bahwa cuaca ekstrem merupakan dampak dari Perubahan Iklim. Perubahan Iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia (Kementrian Lingkungan Hidup, 2001).


Sebenarnya Perubahan Iklim ini tidak akan terjadi jika tidak ada pemicu-nya. Betul tidak? Lalu apa penyebabnya? Penyebabnya adalah Pemanasan Global!
Pasti sudah tidak asing lagi toh dengan kata Pemanasan Global

Pemanasan global adalah meningkatnya suhu rata-rata bumi. Jika suhu bumi meningkat maka bumi semakin hangat. Menurut IPPC (Intergovernmental Panel on Climate Change) selama 100 tahun terakhir (1906 - 2005) suhu permukaan bumi naik sekitar 0,74oC (Buku IPA Intan Pariwara Kelas VII, 2019) . Jika kita perhatikan, kenaikan suhu bumi tidak mencapi 1oC , namun angka sekecil itu sangat berpengaruh besar bagi Bumi Kita .

Nah dari sini, Perubahan Iklim itu ternyata berkaitan erat dengan Pemanasan Global lho. Sehingga, untuk mengatasi Dampak Perubahan Iklim maka kita harus menghentikan faktor penyebab Pemanasan Global.


šŸ’„Faktor Penyebab Pemanasan GlobalšŸ’„

 Faktor penyebab Pemanasan Global adalah aktivitas manusia yang menghasilkan Gas Rumah Kaca.
Gas rumah kaca dapat dihasilkan dari aktivitas manusia seperti transportasi/asap kendaraan bermotor, industri/asap pabrik, penggunaan alat yang mengandung CFC seperti AC, pembuangan sampah dan penebangan hutan. Contoh gas rumah kaca adalah gas karbon dioksida, metana, klor, dan belerang. Gas-gas ini di dalam atmosfer akan menahan radiasi inframerah yang telah masuk ke dalam Bumi. Sinar inframerah yang masuk ke Bumi seharusnya dipantulkan kembali keluar Bumi, namun karena terhalang oleh gas rumah kaca sehingga sinar inframerah akan dipantulkan kembali ke dalam Bumi. Hal ini mengakibatkan suhu Bumi meningkat. Lebih jelasnya silakan dipahami melalui gambar berikut,


Sumber: "Gas Rumah Kaca-Pemanasan Global", https://putraprabu.wordpress.com/2008/10/26/gas-rumah-kaca-pemanasan-global/, diunduh 30 Maret 2022


Setelah kita mengetahui penyebabnya, barulah kita bisa melakukan usaha untuk mengatasinya. Karena kita tau bahwa dampak dari pemanasan global dan perubahan iklim ini sangat merugikan makhluk hidup di bumi termasuk manusia maka kita tidak bisa berdiam diri saja. Setidaknya kita bisa menghentikan kegiatan yang sekiranya menambah dampak buruk dari pemanasan global dan perubahan iklim yang terjadi.

Nah ini beberapa cara yang bisa kita lakukan bersama-sama #TeamUpforImpact untuk mencegah dampak pemanasan global dan perubahan iklim.


šŸ’„Pencegahan Pemanasan GlobalšŸ’„

Penghematan Energi
Energi listrik dan transportasi yang kita gunakan sehari-hari berasal dari pembakaran fosil. Padahal pembakaran fosil menghasilakan gas rumah kaca. Maka dari itu untuk mengurangi dampak pemanasan global, kita perlu menghemat energi dengan cara menggunakan listrik seperlunya, menggunakan alat elektronik yang hemat energi, menggunakan kendaraan umum atau bersepeda.

Pengelolaan Sampah dengan cara 5R
Pengelolaan sampah yang tidak tepat dapat menyebab banjir dan penyakit serta menyumbang gas metana di atmosfer. Oleh karena itu sebaiknya sampah diolah menggunakan cara 5R yaitu Refuse, Reduce, Recycle, Reuse, dan Rot. Refuse artinya menolak, kita dapat menolak benda yang diberikan ke kita namun kita tidak tau akan digunakan untuk apa nantinya seperti brosur dan pamflet. Benda-benda seperti ini ujung-ujung nya akan segera berakhir di tong sampah. Reduce artinya mengurangi, sebaiknya kita mengurangi memakai bahan yang sekali pakai seperti kantong plastik, sedotan plastik, sendok plastik, botol plastik. Kita bisa menggantinya dengan bahan yang bisa digunakan secara berulang-ulang misalnya mengganti botol plastik dengan tumblr. Recycle artinya mendaur ulang. Kita bisa mengolah sampah seperti botol bekas menjadi kerajinan tangan yang cantik bahkan dapat dijual. Reuse artinya menggunakan kembali. Saya sangat senang dengan adanya trend thrifting/membeli baju bekas. Secara tidak langsung trend ini bisa mengurangi sampah lho. Nah terakhir adalah Rot yaitu pengolahan sampah khusus organik menjadi kompos. 

Menanam Pohon
Seperti yang kita tau, pohon dapat melakukan fotosintesis dengan mengambil gas karbondioksida dan menghasilkan oksigen. Sehingga dengan adanya banyak pohon di lingkungan kita maka dapat mengurangi gas karbondioksida di atmosfer.


Informasi diatas saya rangkum menjadi sebuah infografis sederhana. Semoga dengan Infografis sederhana yang saya buat, informasi nya lebih mudah untuk dipahami ya. Jika kita perhatikan, sebenarnya dampak perubahan iklim yang terjadi juga akibat dari ulah diri kita sendiri. Maka #UntukmuBumiku mari kita #TeamUpforImpact . Lakukan apa saja yang bisa kita usahakan. Sekecil apapun usaha kita, yakinlah itu akan berpengaruh besar terhadap Bumi Kita.


❤❤❤